NEWS UPDATE :  
WELCOME TO SLB KARAKTER MANDIRI BUKITTINGGI

Berita

Pudarnya Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Selama

Ditulis Oleh Rina Agustina, SP, S.Pd

Tidak bisa kita pungkiri, pandemi covid 19 yang melanda dunia hampir satu tahun belakangan ini, termasuk Indonesia, telah merubah semua sisi kehidupan.  Covid-19 merupakan virus yang dapat menular, serta bagi tubuh dapat menganggu pernafasan manusia, melemahkan imun tubuh bahkan dapat mematikan, terutama bagi tubuh yang memiliki penyakit bawaan. Gejala umum yang ditimbulkan ketika tertular virus ini adalah demam, batuk, pilek, sesak nafas, nyeri sendi, diare, kehilangan bau dan rasa.

Selama lebih kurang 1 tahun penyebaran covid di Indonesia, terhitung tanggal 4 februari 2021, sebanyak 1.157.837 orang terinfeksi, 949.990 orang sembuh dan 31.556 orang meninggal. Penyebaran yang semakin meluas, membuat pemerintah mengambil beberapa kebijakan, memang tidak semua kebijakan yang diambil berdampak positif terhadap kesehatan dan kehidupan masyarakat, akan tetapi menjadi dilema dalam kehidupan. Beberapa Negara di dunia melakukan lockdown atau menutup jalur lalu lalang manusia atau keluar masuk suatu Negara. Ternyata kebijakan ini belum bisa diterapkan di  Indonesia, karena bagi warga yang memiliki penghasilan harian kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Maka dari itu pemerintah Indonesia menyarankan agar warganya tinggal dan beraktivitas di rumah saja, menerapkan 3 M (mencuci tangan, menjaga jarak/ physical distancing, dan memakai masker) untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Himbauan pemerintah agar melakukan semua aktifitas di rumah, seperti berkerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Ternyata sangat berdampak terhadap pola kehidupan masyarakat. Bersyukurnya saat ini teknologi telah canggih, tersedianya smartphone yang dapat membantu manusia mendapatkan ilmu pengetahuan dan informasi, sehingga dapat membantu siswa belajar dari rumah atau belajar secara daring (dalam jaringan) atau istilah lainnya belajar online.

Belajar secara daring ternyata tidak membawa angin segar untuk pendidikan anak berkebutuhan khusus. Dihilangkannya belajar tatap muka memberikan dampak sangat luar biasa terhadap perkembangan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Selama ini mereka memerlukan sentuhan dan bimbingan langsung untuk dapat menerima pendidikan. Adanya pandemic ini semua aktifitas dilakukan di rumah, situasi ini tantangan bagi guru dan orangtua menhadapi anak berkebutuhan khusus.

Pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus memiliki karakteristik tersendiri. Anak berkebutuhan khusus meliputi anak tunarungu yaitu mereka yang mengalami hambatan pendengaran, tunanetra yaitu mengalami hambatan penglihatan, tunagrahita yaitu anak yang mengalami hambatan intelegensi, tunadaksa yaitu anak yang mengalami hambatan motoric dan anak autis yaitu anak yang mengalami gangguan kumunikasi, perilaku dan interaksi social. Pola pembelajaran yang diberikan kepada mereka bervariasi, tergantung kondisi ketunaan yang dihadapi, sehingga guru bekerja keras berupaya memberikan layanan pembelajaran jarak jauh.

Pembelajaran jarak jauh memiliki dinamika yang berbeda untuk anak berkebutuhan khusus, peran orangtua sangat dibutuhkan dalam hal ini. Sukses atau tidaknya kegiatan pembelajaran jarak jauh sangat ditentukan oleh peran orangtua atau keluarga yang ada di rumah. Beberapa hal yang harus dipahami anak berkebutuhan khusus agar pembelajaran jarak jauh dapat dijalankan dengan baik, yaitu pertama, berilah pengertian kepada anak terkait kondisi saat ini, berilah penjelasan tentang penyakit menular covid-19, pentingnya mencuci tangan dan memakai masker. Kedua, orangtua tetap menjalin komunikasi dengan anak, memberikan motivasi dan penghargaan ketika tugasnya telah selesai. Ketiga, membuat jadwal kegiatan anak di rumah. Dalam hal ini sebaiknya jadwal diterapkan secara disiplin, jika tidak orangtua akan mengalami kesulitan, biasanya anak berkebutuhan khusus melakukan kegiatan sesuai dengan kebiasaan.

Belajar dari rumah (BDR) tidak semuanya sukses dan sesuai dengan rencana, ada beberapa hal menjadi kendala terhambatnya belajar dari rumah. Diawali dari peran orangtua kurang optimal, sebagian besar orangtua kesulitan menjalankan peran sebagai guru kepada anaknya. Kadang kurang sabar, pengetahuan orangtua yang kurang memadai, harus melayani anak-anak yang lain,  bahkan orangtua tidak memiliki waktu yang cukup karena sibuk bekerja. Sehingga proses bimbingan kepada anak berkebutuhan khusus selama belajar dari rumah menjadi tidak maksimal.

Meski demikian, bagi orangtua yang memiliki komitmen yang besar untuk kemajuan pendidikan anaknya, mereka bisa menjalankan peranan guru di rumah, bahkan perhatiannya melebihi orangtua yang memiliki anak normal, komitmen yang tinggi ini memberikan dampak positif bagi anak berkebutuhan khusus, orangtua dapat belajar bersama guru, mendapatkan informasi melalui seminar, dan media social.

Pola pembelajaran jarak jauh mulai dirancang oleh sekolah, mudai dari pembelajaran dari (belajar menggunakan jaringan internet seperti zoom meeting, google meet) pembelajaran luring (luar jaringan seperti belajar melalui media televise, radio, modul dll).  Kurikulum yang ada disesuaikan dengan kondisi saat ini, materi yang diberikan lebih focus pada pengetahuan secara actual, menyesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan anak. Selain itu komunikasi guru dengan orangtua tetap dijaga, informasi tentang materi pelajaran, teknik belajar dan tugas-tugas yang akan dikerjakan anak. Informasi ini diterima orangtua dapat melalui daring atau luring, secara luring orangtua datang ke sekolah menjemput tugas, tentunya dengan protocol covid-19. Bahkan jika memungkinkan guru mengunjungi anak berkebutuhan khusus ke rumahnya masing-masing.

Pembelajaran jarak jauh menjadi tantangan bagi guru untuk meningkatkan layanan kepada peserta didik. Pemanfaatan teknologi seperti video call, zoom meeting dapat dilakukan dengan orangtua murid, bahkan guru berupaya membuat video tutorial pembelajaran.Kendala belajar dari rumah setiap anak berkebutuhan khusus berbeda-beda. Guru harus mampu memetakan masalah yang dihadapi, sehingga pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan masalah tiap anak berkebutuhan khusus.

Kondisi pandemi ini membuat sekolah, guru, dan orangtua berfikir ekstra agar anak berkebutuhan khusus terlayani dengan maksimal. Meskipun kegiatan pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka di sekolah, tidak akan memudarkan layanan pendidikan kepada peserta didik. Tugas kita semua memberikan pembelajaran yang bermakna kepada  anak berkebutuhan khusus. Semoga kita semua sehat dan terhindar dari virus covid-19

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI SLB KARAKTER MANDIRI BUKITTINGGI SUMATERA BARAT
PENCARIAN
POLLING

Silahkan Berikan Penilai Anda Tentang Sekolah Kami

  Sangat
  Baik
  Cukup Baik
  Kurang Baik
  Buruk

  Hasil Polling
LOKASI
KALENDER

Oktober 2025

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31